BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas), didukung oleh UNICEF Indonesia, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba serta Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE+), melalui inisiatif 'Jaga Bersama' menyelenggarakan Pelatihan Komunikator Kesehatan untuk imunisasi HPV di Kabupaten Bulukumba pada 23-24 September 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk membangun keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dan guru sekolah dasar menggunakan metode Komunikasi Antar-Pribadi (KAP).
Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta yang terdiri dari perwakilan tenaga kesehatan, guru sekolah dasar, dan organisasi masyarakat sipil dari Kabupaten Bulukumba.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, dr. H. Muhammad Amrullah menyambut baik inisiatif kolaborasi ini untuk menyukseskan capaian imunisasi untuk anak.
“Untuk meningkatkan capaian imunisasi, upaya promosi kesehatan memerlukan dukungan dari banyak pihak. Kami berharap kegiatan ini dapat menghasilkan edukator-edukator yang mampu meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk imunisasi,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba, H. Andi Rahmat Syafri P, menjelaskan pentingnya peran sekolah untuk meningkatkan pemahaman orang tua dan murid tentang pentingnya imunisasi.
“Tidak hanya sebagai tempat dilakukannya imunisasi, sekolah juga memiliki peran penting dalam edukasi kesehatan pada murid dan orang tua. Dengan adanya kerjasama antar sektor pendidikan dan kesehatan, kami berharap semua anak akan mendapat imunisasi sehingga terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya”, ujarnya.
Rizky Ika Syafitri, Spesialis Perubahan Perilaku UNICEF Indonesia, menyampaikan komitmen penuh UNICEF dalam memastikan hak anak untuk tumbuh sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya.
"Kolaborasi ini adalah wujud komitmen kami. Upaya membangun kapasitas komunikasi tenaga kesehatan dan guru harus dilakukan beriringan. Tenaga kesehatan dan guru setiap harinya berinteraksi dengan warga baik orang tua maupun murid. Membekali mereka dengan keterampilan komunikasi akan membantu mereka untuk dapat meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi bagi anak.,” ujar Rizky.
Direktur Eksekutif Portkesmas, dr. Basra Amru, menyampaikan komitmennya untuk mendukung kerja kolaborasi di masyarakat.
“Didukung oleh UNICEF, kami berkomitmen untuk terus dapat memfasilitasi terjalinnya kolaborasi antara pemerintah, LSM, tenaga kesehatan, dan guru dalam menyukseskan imunisasi,” ungkap Basra.
Salah satu peserta pelatihan dari perwakilan guru sekolah dasar, Muhammad Arfah, menjelaskan pengalamannya selama mengikuti kegiatan.
”Saya mendapat cara baru berkomunikasi dari pelatihan ini. Caranya mudah dilakukan dan menyenangkan. Selain untuk edukasi kesehatan, bisa saya gunakan untuk memperkaya teknik mengajar saat dalam kelas”, katanya.
Diketahui, kanker Serviks adalah ancaman serius bagi perempuan. Dilansir dari kemkes.go.id, setiap tahun sekitar 36.000 perempuan Indonesia didiagnosis mengidap Kanker Serviks, dengan lebih dari 70 persen kasus berada pada stadium lanjut.
Pada tahun 2020 Kanker Serviks menyebabkan kematian pada 21.000 perempuan di Indonesia, menjadikannya jenis kanker penyebab kematian terbesar kedua pada perempuan di negara ini.
Mulai tahun 2022, Kementerian Kesehatan RI memulai program pemberian imunisasi HPV. Imunisasi ini ditujukan bagi anak usia sekolah dasar (kelas 5 dan 6 SD) dan dilaksanakan di sekolah.
Dilansir dari kemkes.go.id, dengan cakupan minimal 90 persen imunisasi HPV dapat menurunkan secara cepat angka kesakitan dan kematian akibat Kanker Serviks.
Meskipun imunisasi HPV efektif mencegah kanker serviks dan diberikan gratis kepada anak, namun masih ada sebagian warga yang ragu bahkan menolak imunisasi HPV.
Beberapa alasan diantaranya adalah kekhawatiran terhadap efek samping, merasa tidak perlu, dan alasan agama. Maraknya hoaks dan misinformasi juga menimbulkan keraguan masyarakat.****