Seniman dan Tokoh Teater Fahmi Syariff Meninggal Dunia

  • Bagikan

MAKASSAR – Kabar duka datang dari Makassar. Seniman dan budayawan Fahmi Syariff tutup usia, Selasa 15 November 2022 pukul 14.10 Wita. Kabar berpulangnya Fahmi Syarif, beredar di grup-grup whatsapp dan media sosial.

Fahmi Syariff dikenal juga sebagai tokoh teater di Sulsel. Tidak hanya bermain teater di panggung-panggung pertunjukan, Fahmi juga aktif menulis naskah teater.

Sebuah pertunjukan bertajuk "Di Balik Layar – Fahmi Syariff: Manusia-Manusia Perbatasan" digelar mahasisnya saat ia akan menyelesaikan masa tugas sebagai dosen di Fakultas Ilmu Budaya Unhas.

Tajuk pertunjukan "Manusia-Manusia Perbatasan" mengambil judul buku hasil karyanya. Fahmi dikenal luas sebagai dosen, seniman, dan pendidik yang amat dikagumi oleh para mahasiswa dan sahabatnya.

Fahmi sendiri berkali-kali berpesan akan pentingnya esensi pendidikan. "Kemampuan seseorang tidak hanya harus diukur dari gelar atau titelnya melainkan melaui karya yang dihasilkannya," kata Fahmi suatu hari  di kampus Unhas, Makassar.

Selain dikenal sebagai dosen dan seniman, Fahmi Syarif juga dikenal luas sebagai aktivis yang cukup diperhitungkan dalam dunia teater di Makassar. Sejak dekade 70-an sampai 80-an dia turut membangun dunia  teater di Unhas dan Makassar.

Sempat pula turut andil membawa nama Unhas dan Indonesia di berbagai ajang pementasan teater di luar negeri. Salah satu yang masih dikenang dan diceritakannya ialah mementaskan teater dengan lakon "Arung Abad 21" di Kuala Lumpur, Malaysia, dan memanggungkannya di Universitas Kebangsaan, Malaysia.

Andi Mahrus dalam lama facebooknya menuliskan tentang Fahmi Syarif dengan judul “Fahmi Syarif Berangkat ke Akhirat Membawa Manfaat”.

Ia bahkan menyebutkan bahwa beberapa bulan lalu ia menulis esai dengan judul “Ketika Fahmi Syarif Meninggal Dunia”. Tulisan tersebut menurutnya berangkat dari suatu dialog dengan penulis dan sutradara naskah teater  “Jenderal Terakhir” itu ketika berkunjung ke rumahnya. Saat itu ada berita bahwa Fahmi sedang sakit keras.

“Mengetahui saya datang, dia segera bangkit dari tidurnya dan menuntun saya ke kursi tamu. Kalimat pertama yang keluar dari mulutnya: masihka aku bermanfaat?,” tulis Andi Mahrus.

Mendengar pertanyaan itu, Andi Mahrus tertegun. “Apa makna ucapan itu, rupanya terjawab hari ini 15 November 2022 saat penulis naskah Datu Museng dan Maipa Deapati itu telah berangkat ke alam akhirat. Ia pergi dengan senyum. Membawa setumpuk manfaat dari buat perjalanan hidupnya. Sejumlah buku dan naskah teater telah ia wariskan kepada kita. Semoga karya-karya almarhum berupa ilmu, kreasi teater dan literasi sastranya menjadi syafaat baginya di hadapan Allah,” tulis Andi Mahrus. (rs)

  • Bagikan