Kisah 4 Bersaudara Bertahan Hidup 40 Hari di Hutan Amazon Setelah Pesawatnya Jatuh, Ibunya Sekarat Minta Anak-anaknya Selamatkan Diri

  • Bagikan

RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kisah nyata 4 anak yang merupakan saudara kandung selamat dari kecelakaan pesawat dan bertahan hidup selama 40 hari di pedalaman Hutan Amazon masih menjadi perbincangan dunia.

Teranyar dikabarkan bahwa ibu dari keempat anak tersebut masih hidup selama 4 hari usai pesawat yang ditumpangi jatuh pada 1 Mei 2023. Pada akhirnya, sang ibu yang bernama Magdalena Mucutuy Valencia meninggal dunia.

Dalam kecelakaan itu, selain Magdalena Mucutuy Valencia yang meninggal, 2 orang dewasa termasuk pilot juga meninggal. Sementara 4 anak dari Magdalena Mucutuy Valencia selamat dan bertahan hidup selama 40 hari di Hutan Amazon sebelum diselamatkan tim penyelamat pada Jumat (9/6).

Mereka adalah kakak beradik Lesly Mucutuy, 13; Soleiny Mucutuy, 9; Tien Noriel Ronoque Mucutuy, 4; dan Cristin Neriman Ranoque Mucutuy, 1.

Keempat anak tersebut kini mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Kondisinya berangsur membaik setelah saat ditemukan dalam keadaan lemas.

Sang ayah bernama Manuel Ranoque, mengatakan kepada wartawan bahwa istrinya, Magdalena Mucutuy, sebenarnya selamat dari kecelakaan itu tetapi meninggal empat hari kemudian. Ranoque diceritakan langsung oleh anak sulungnya, Lesly Mucutuy, 13.

Saat masih hidup, sang ibu meminta anak-anaknya untuk meninggalkannya dengan harapan meningkatkan peluang untuk diselamatkan. Sang ibu meminta keempat anaknya pergi dan bertahan hidup daripada menunggui dirinya.

“Putri saya memberi tahu saya bahwa ibu mereka masih hidup selama empat hari,” kata Ranoque.

“Sebelum dia (Magdalena) meninggal, dia berkata kepada anak-anak 'Mungkin kalian harus pergi. Kalian akan melihat pria seperti apa ayahmu, dan dia akan menunjukkan cinta besar yang sama seperti yang telah aku tunjukkan padamu'," ujar Ranoque.

Keempat anaknya melakukan perjalanan dengan ibu mereka dari desa Araracuara di Amazon ke San José del Guaviare. Namun, pesawat Cessna yang mereka tumpangi jatuh setelah pilot melaporkan kerusakan mesin pada dini hari 1 Mei 2023.

Lantas bagaimana mereka bisa bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon? Sebagai penduduk pribumi, keempat anak tersebut memiliki kemampuan untuk bertahan di alam liar. Anak-anak tersebut memang mengenal hutan dengan baik. Mereka adalah anggota suku pedalaman Huitoto alias Witoto. Anak-anak dari suku itu diajari kemampuan bertahan hidup di hutan sejak dini.

Awalnya, anak-anak itu bertahan dengan memakan tepung yucca yang mereka temukan di reruntuhan pesawat. Mereka juga makan biji-bijian, buah-buahan, akar-akaran, dan tumbuhan apa pun yang mereka anggap bisa dimakan. Selain itu, mereka mengais bantuan yang diberikan tim penyelamat dari udara.

"Mereka tahu apa yang harus dikonsumsi," ucap Fatima Valencia, sang nenek.

Selain itu, ada hal lain yang dipercaya membuat mereka bisa bertahan hidup. Luis Acosta dari National Indigenous Organization of Colombia (ONIC) yang merupakan organisasi masyarakat pribumi di Kolombia meyakini keempat kakak beradik itu memiliki kekuatan spiritual.

Kekuatan spiritual merupakan kekuatan yang berasal dari hati. Ketika kekuatan ini muncul, akan mampu menggerakkan semua organ tubuh yang kemudian dilanjutkan ke otak untuk mewujudkan keinginan dari jiwa. Kekuatan spiritual bisa muncul ketika Tuhan menghendaki.

Masyarakat asli atau pribumi di Kolombia sangat percaya akan kekuata spiritual. Petiggi ONIC lainnya, Javier Betancourt, menjelaskan bahwa masyarakat pribumi Kolombia sangat bersahabat dengan alam.

"Kami memiliki hubungan khusus dengan alam," kata Javier Betancourt kepada AFP. "Dunia (manusia) membutuhkan hubungan khusus seperti ini dengan alam, untuk mendukung orang-orang seperti penduduk pribumi yang tinggal di hutan dan merawatnya," imbuhnya.

Acosta lantas menjelaskan, saat militer dan relawan melakukan pencarian dengan pengetahuan yang dimiliki terkait mencari orang hilang di dalam hutan, para penduduk pribumi yang turut mencari menggunakan cara lain. Mereka mengadakan ritual untuk berkomunikasi dengan "roh" hutan, menggunakan mambe, pasta yang terbuat dari daun koka dan abu, serta chirrinchi, minuman fermentasi.

"Penduduk asli (pribumi) telah bekerja dalam hujan, badai, dan dalam banyak situasi sulit, tetapi selalu penuh dengan harapan dan keyakinan spiritual bahwa mereka dapat ditemukan," kata Acosta.

Acosta menambahkan, seorang wali (tokoh adat penduduk pribumi) ditempatkan di luar rumah sakit militer tempat para dokter merawat keempat anak kakak beradik itu untuk membantu menemani mereka secara spiritual. (jpg/fajar)

  • Bagikan