Santri Darul Aman Asal Kajang Raih Golden Winner Olimpiade Sains Tingkat Nasional

  • Bagikan
Andi Muhammad Asyrof (kanan).

JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Andi Muhammad Asyrof, santri Pondok Pesantren Darul Aman Gombara, meraih Golden Winner atau Juara I pada kompetesi bergengsi National English and Science Olympic (NESO) 2023. Andi Asyrof merupakan satu-satunya wakil dari Provinsi Sulawesi Selatan yang berhasil meraih penghargaan Golden Winner untuk bidang Sains.

Siapa Andi Muhammad Asyrof sebenarnya? Santri yang lahir di Kabupaten Bulukumba 2 Agustus 2010 ini putra dari pasangan drg Andi Arfan Makmur dan dr Hasrawati Hamid. Asyrof merupakan anak yang periang dan menghabiskan masa kanak-kanaknya di Bululukumba. Ia sekolah di TK Dharma Wanita Tambangan, Kecamatan Kajang, lalu melanjutkan pendidikan dasar di SDN 104 Jannaya Kecamatan Kajang.
Setamat Sekolah Dasar, barulah Asyrof hijrah ke Makassar dan menjadi siswa di SMP Buq'atun Mubarakah atau santri di Pondok Pesantren Darul Aman Gombara, Makassar.
Hobi Asyrof membaca. Ia juga menyenangi sains. Lahir dari orangtua yang keduanya berprofesi sebagai dokter, membuat Asyrof pun bercita-cita menjadi seorang dokter.
Menurut sang ibu, dr Hasrawati, semasa bayi sampai usia 5 tahun, Asyrof berbeda dengan balita lainnya. Ia tidak makan nasi. "Hanya minum susu saja karena kalau makan nasi biasanya langsung muntah," ujar sang ibu.

Kecerdasan Asyrof sendiri sudah terlihat sejak ia berusia dua tahun. "Umur 2 tahun Asyrof sudah bisa hapal no handphone orangtuanya. Nama bulan, hari, planet, warna-warna, dan beberapa kosa kata bahasa Inggris."

Setelah masuk SD, bakat dan minat Asyrof pada sains mulai terlihat. Ia sangat menggemari hal-hal yang berkaitan dengan IT. Berbeda dengan anak-anak lain yang senang bermain di luar rumah, Asyrof malah lebih suka berada di rumah dan bergelut dengan laptop. "Anaknya memang tidak terlalu banyak bicara, dan sangat pengertian sama orang tua. Empatinya tinggi. Sejak masuk TK umur 4 Tahun, kalau menangis tidak mengeluarkan suara, cukup air matanya yang menetes, dan sampai sekarang masih begitu, pintar menyembunyikan kesedihannya," terang dr Hasrawati. (nad)

  • Bagikan