Pantai Merpati akan Ditata, Warga Pesisir Tolak Tergusur

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID — Program pemerintah Kabupaten Bulukumba soal penataan Pantai Merpati yang akan dimulai pada tahun 2022 ini ditentang oleh sejumlah warga sekitar.

Penataan kawasan Pantai Merpati adalah salah satu program prioritas Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf yang akan dimulai dikerjakan pada tahun 2022, namun sejumlah warga justru menyoroti rencana tersebut.

Salah satunya Hasna yang merupakan warga yang bermukim di sekitar Pantai Merpati, ia bersama kerabatnya terancam tergusur atas rencana penataan Pantai Merpati.

Hasna mengaku telah kurang lebih 20 tahun bermukim di lokasi yang akan ditata itu, olehnya ia mengaku berat hati untuk meninggalkan rumah yang dibangunnya di atas tanah pemerintah tersebut.

“Saya tahu ini tanah pemerintah, tapi kalau dibongkar rumahku, di mana saya mau tinggal lagi,” ujar Hasna saat ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Rabu, 5 Januari 2021.

Meski ia mengakui bahwa tanah yang ia tempati selama berpuluh-puluh tahun tersebut adalah milik pemerintah, namun ia juga minta keadilan sebagai warga Kabupaten Bulukumba.

“Bukannya kami mau melawan pemerintah, tapi kami minta kebijaksanaannya juga. Kalau kami digusur tolong bantu kami juga, sediakan rumah untuk kami tidak apa-apa kalau kami ansur yang jelas kami tidak tidur di jalanan,” pintanya.

Meski ia mengaku bahwa asal usulnya bukan dari Kabupaten Bulukumba, namun saat ini ia tercatat sebagai warga Kabupaten Bulukumba itu dibuktikan dengan KTP miliknya.

Hasna mengaku pernah dijanji oleh Andi Muchtar Ali Yusuf sebelum terpilih sebagai bupati pada masa kampanye dulu bahwa akan diberikan bantuan berupa rumah untuk nelayan.

Hasna menceritakan bahwa saat itu ia bertemu dengan Andi Utta yang sedang berkampanye, di situ Hasna mengajukan permintaan jika Andi Utta terpilih ia minta dibangunkan rumah nelayan, perahu dan alat tangkap ikan, serta ketersediaan BBM subsidi untuk nelayan.

“Tapi sekarang kenapa kami mau digusur baru tidak disiapkan tempat tinggal. Di mana kami mau tinggal. Taman yang ditata tapi kami masyarakat justru mau dikorbankan,” ketus Hasna.

Hasna mengungkapkan bahwa masyarakat di sekitar pantai merpati hanyalah masyarakat yang menyandarkan hidupnya dari pesisir pantai.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hasna bersama dengan belasan anak-anak dan cucunya bekerja tiap hari mengumpulkan rumput laut yang hanyut di pesisir pantai.

Hasna sudah 20 tahun bermukim di sana, ia dan keluarganya telah bergenerasi di bibir pantai merpati. Di sana Hasna melahirkan 12 orang anaknya, dan hari ini ia telah memiliki 4 cucu.

Diketahui, warga yang bermukim di sepanjang Pantai Merpati telah diminta oleh pemerintah untuk pindah. Khusus di sekitar kantor Dinas Perikanan, terdapat sekitar 20 Kepala Keluarga yang terancam tergusur.

Pemerintah melalui Camat Ujungbulu telah menyampaikan surat peringatan kepada warga untuk segera membongkar rumah yang berada di sekitar Pantai Merpati.

Berdasarkan surat yang ditandatangani oleh Camat Ujungbulu tersebut warga diminta memindahkan tempat tinggalnya sampai batas tanggal 15 Januari 2022. Camat Ujungbulu, Andi Ashadi yang coba dikonfirmasi RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID belum memberikan keterangan. Andi Ashadi yang dihubungi beberapa kali melalui telepon seluler tidak menjawab panggilan. ***

REPORTER: BASO MAREWA

  • Bagikan