BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Ante, warga Desa Sopa, Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba hanya bisa mengelus dada. Cita-citanya untuk mencium Kakbah yang seharusnya bisa terwujud di 2022 ini, gagal. Dua tahun pandemi Ante bertahan. Saat perjalanan ibadah haji dibuka, lagi-lagi ia hanya bisa pasrah karena terbentur kebijakan pembatasan usia oleh Pemerintah Arab Saudi.
Padahal untuk bisa mendapatkan giliran berangkat, perempuan berusia 72 tahun itu harus menunggu 10 tahun lamanya. Itupun setelah menjual kebun di kampungnya untuk membayar uang muka haji sebesar Rp 30.800.000
Usia Ante memang sudah tak muda. Ia genap berusia 72 tahun di 2022 ini. Tapi Ante masih terus menyimpan harapan besar bisa menginjakkan kaki di tanah suci untuk berhaji. Kini, Ante dan lansia lainnya hanya bisa bersabar. Berharap tahun depan masih diberi umur panjang dan menyimpan asa menjadi tamu Allah. Keluarga Ante pun mengaku tetap patuh pada aturan pemerintah dan berdoa agar kebijakan pemberangkatan haji 2023 mendatang bisa berubah. “Semoga ada nama Ante terselip sebagai calon haji yang berangkat ke tanah suci Mekkah tahun depan,” katanya.
Ante menceritakan, 2012 lalu dia mendaftar haji bersama 7 saudara kandungnya. Dia berharap akan berangkat bersama muhrimnya, agar ada yang mendampinginya untuk melaksanakan haji di usianya yang tak lagi muda.
Ante mengaku sangat bahagia, sewaktu Kementerian Agama (Kemenag) memberitahukan bahwa jadwal pemberangkatannya sudah tiba pada 2020 lalu.
Beberapa persiapan telah dia lakukan termasuk membayar pelunasan haji sebesar Rp 8 juta, serta membeli baju ihram serta mempersiapkan paspor yang telah dia urus dua tahun silam.
Namun pada saat itu Covid-19 melanda seluruh dunia sehingga Pemerintah Kerajaan Saudi menutup sementara kunjungan haji. Saat ini ketika Pemerintah Arab Saudi kembali membuka pintu untuk Jemaah haji, ada kebijakan pembatasan usia yang menjadi halangan bagi lansia seperti Ante.
Padahal menurut Ante, belum tentu yang usia di atas 65 tahun itu sakit-sakitan atau rawan terkena penyakit. Ia mencontohkan dirinya. Meski berusia lanjut, ia mengaku masih kuat dan mampu beraktivitas. Termasuk kesehariannya berkebun masih terus dia lakukan.
"Tapi apa boleh buat itu sudah aturan. Berharap saja tahun depan diberi kesempatan dan kekuatan untuk melaksanakan haji," kata Ante.
Meski kecewa dengan kebijakan ini, Ante mengaku akan bersabar menunggu. Uang yang telah dia setorkan pada lembaga haji pun akan tetap ia simpan.
Batalnya keberangkatan Ante berhaji juga membuat anak cucunya kecewa. Pasalnya Ante telah berusia senja. Mereka khawatir kekhusukan ibadahnya terganggu.
"Harusnya pemerintah memprioritaskan yang usia tua, ini malah kebalikannya," kata Nasrullah, putra dari Ante.
Diketahui, Kabupaten Bulukumba mendapatkan kuota pemberangkatan Ibadah Haji 1443 Hijriah/ 2022 Masehi sebanyak 185 jemaah.
Setelah sempat tertunda dua tahun karena pandemi Covid-19, pemberangkatan Ibadah Haji ke Saudi Arabia kembali dibuka.
Kendati demikian pemerintah Saudi membatasi kuota jemaah haji seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Seperti diketahui, Kerajaan Arab Saudi resmi mengumumkan penyelenggaraan haji 1443 H dengan total jemaah hanya 1 juta orang. Sementara untuk Indonesia kebagian kuota 100.051, termasuk di Kabupaten Bulukumba 185 jemaah.
"Karena ada pembatasan oleh tuan rumah (Arab Saudi, red) untuk kuota 2022 yang seharusnya 403 menjadi 185, cadangan 37," ungkap Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hakim Bukhari, 25 April 2022.
Hakim menjelaskan, bahwa beberapa jemaah tunda pemberangkatannya lantaran terbentur dengan diberlakukannya pembatasan usia 65 tahun ke atas.
Selain yang usia 65 tahun ke atas, beberapa jemaah yang semestinya berangkat tahun ini juga dibatalkan lantaran kuota yang dikeluarkan itu terbatas.
"Penentuan yang berangkat adalah urutan sesuai pendaftaran masing-masing CJH, yang dikirim oleh pangkalan data SISKOHAT, setelah mengeluarkan CJH yang umur 65 tahun," terang Hakim. (*)
| | |
