IIAS 2023 Doha: Profesionalisme Administrasi Publik dan Kebijakan menjadi Tantangan Negara di Dunia Saat Ini

  • Bagikan

JAKARTA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- International Institute of Administrative Sciences (IIAS) bekerja sama dengan School of Economics and Public Policy (SEAPP) di Doha Institute for Graduate Studies menyelenggarakan dengan tema yang sangat dibutuhkan pasca pandemi Covid-19. Tuan rumah Doha Institute menyambut tamunya (international participants) dengan sangat baik pada program di tiap sesinya.

Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Prof. Dr. Nurliah Nurdin, MA., bersama dengan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Dr. Adi Suryanto, M.Si., dan Sekretaris Utama Lembaga Administrasi, Dra. Reni Suzana, MPPM., ikut berpartisipasi dalam konferensi IIAS tersebut dengan judul Review on Professionalism State Apparatuses in Indonesia: Empowerment to Election 2024. Paper ini masuk dalam sesi HRM Reforms in the Public Sector: Career and Performance of Civil Servants. Dalam argumentasinya, Nurliah Nurdin menjelaskan model pemberdayaan dan profesionalisme ASN menuju pemilihan umum tahun 2024. Sesi ini dipandu oleh Roomchair Abiha Zahra dari Information Technology University dan Co-Chair Aneeqa Suhail dari Tilburg University di Academic Building, Ground Floor Class 9.

Dalam presentasinya, Nurliah Nurdin menyatakan netralitas ASN dalam setiap pemilu menjadi tantangan. Netralitas itu disebabkan motif untuk mendapatkan/mempertahankan posisi, materi, proyek atau jabatan. Model pengembangan profesionalisme ASN terutama menjelang pemilu 2024 harus ditempuh dengan massive training kepada ASN baik klasikal maupun non-klasikal dalam program talent management.

Konferensi IIAS merupakan ajang benturan pemikiran, sharing knowledge, dan pertemuan akademisi internasional dengan fokus pembelajaran bidang administrasi publik dari berbagai negara yaitu Jepang, Arab Saudi, Perancis, Kuwait, Bahrain, Nigeria, Italia, Swiss, USA, Moroko, Belanda, Irlandia, Romania, Yunani, Norwegia, Afrika Selatan, UAE, Mesir, Iran, Portugal, Belgia, Spanyol, Palestina, Pakistan, Tanzania, Malaysia, Uganda, Inggris, Korea Selatan, Ukraina, Polandia, Jerman, Republik Ceko, dan Meksiko. Penyelenggara IIAS menerima setidaknya sekitar 215 paper dari seluruh belahan dunia, dengan tema yang berbeda-beda untuk kemudian diklasifikasikan dalam track-list yang berbeda pula sesuai dengan konsep paper masing-masing penelaah. Tema-tema yang didiskusikan adalah Public Administration Reform in Post-Conflict Countries; The Challenge of Training and Building Capacities in Sustainable Development Goals; The Digital Transformation of Public Administration for Effectiveness of Public Services; Rethinking the Role of Sports for Public Governance and Civil Society; Cities and Global Challenges, Skilling, Reskilling and Upskilling for Professional Development of Public Servants and Policymakers; Social Innovation, Commons and Administration; dan sebagainya.

IIAS adalah organisasi internasional non-pemerintah yang berkedudukan di Brussel, kegiatannya dipusatkan pada studi administrasi publik dan menyelenggarakan forum studi banding dalam hal pengalaman praktis dan analisis teoritis para ahli dalam administrasi publik di seluruh dunia dan dari semua budaya yang kemudian disajikan dan dibahas dalam konferensi yang diadakan setiap tahun. Institut Ilmu Administrasi Internasional sendiri didirikan pada tahun 1930. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) telah menjadi salah satu member IIAS sejak tahun 1992 dan berperan aktif dalam penyebaran pengetahuan dan implementasi penguatan administrasi publik untuk kepentingan bangsa dan negara. (*)

  • Bagikan