Anzhari Muin Mengenang Sosok Andi Sumardi Sulaiman Sebagai Sahabat yang Berhati Mulia

  • Bagikan
Anzhari Muin bersama almarhum Andi Sumardi Sulaiman.

MAKASSAR, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kepergian Andi Sumardi Sulaiman, Kepala Bapenda Provinsi Sulawesi Selatan masih meninggalkan banyak cerita baik. Salah satu sahabat yang tak bisa melupakan kebersamaan dengan kakak kandung Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman itu adalah pengusaha Anzhari Muin.

Kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, owner Anzho Group menceritakan betapa almarhum merupakan sosok sahabat yang tak bisa tergantikan. "Saya sudah bersahabat dengan beliau 23 tahun lebih. Sejak almarhum masih staf di kantor lurah di Bone dan saya masih bekerja di Bank Sulselbar Bone," ujar Anzhari.

Kedekatan keduanya memang selalu tampak. Tak jarang Anzhari dan Andi Sumardi bercengkerama dan bersenda gurau di sebuah acara. Dalam sehari, keduanya kerap bertemu 3-4 kali. "Bahkan kalau kami sudah berpisah pun, misal saya kembali ke rumah, almarhum masih menelepon lagi. Pahadal baru beberapa menit sebelumnya kami bertemu," kata pemilik Anzho Variasi ini.

Diungkapkan Anzhari, Andi Sumardi Sulaiman adalah contoh pejabat yang berhati mulia. "Beliau selalu membantu siapapun yang datang kepadanya dengan berbagai macam masalah. Makanya ruangannya di Bapenda Sulsel selalu ramai," kata Anzhari.

Bahkan kepada orang yang tidak dikenalnya sekalipun, almarhum senantiasa memberikan solusi dan mencarikan jalan keluar permasalahannya. "Beliau itu humoris, selalu punya solusi untuk setiap persoalan dan baik kepada semua orang," kata Anzhari sambil berusaha menahan tangis.

Anzhari mengaku sudah memiliki firasat beberapa hari sebelum kepergian almarhum. "Saya sebenarnya sudah janjian liburan bersama keluarga di Yogyakarta dan akan berangkat pada 27 Juni. Saat bertemu almarhum saya juga sampaikan rencana itu. Beliau mengajak makan siang bersama di tanggal 27 Juni tapi saya hanya menemani karena sedang berpuasa," ujar Anzhari.

Pada tanggal 27 Juni pula Anzhari membatalkan tiket ke Yogyakarta. "Saya merasa kok ada sesuatu. Jadi anak-anak berangkat lebih dulu ke Yogya. Saya memilih tinggal di Makassar. Rabu sore 28 Juni saya dan Pak Sumardi masih komunikasi lagi. Kami berdua bercerita soal rencana-rencana ke depan. Saya sampaikan saya batal ke Yogya. Itulah komunikasi terakhir saya dengan beliau. Malamnya saya sudah dengar kabar kalau beliau dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung."

Anzhari bersyukur bisa mendampingi sahabatnya itu di saat-saat terakhirnya. "Saat saya tiba di samping almarhum sudah ada Pak Andi Amran Sulaiman, istri dan anak-anak Pak Sumardi. Saya berada tepat di kepalanya dan terus membaca doa sampai dokter menyampaikan bahwa beliau sudah pergi untuk selamanya."

"Rupanya sahabatku menginginkan saya berada di sampingnya untuk terakhir kali. Firasat saya selama beberapa hari terakhir terjawab. Selamat jalan sahabatku. Insya Allah surga tempat ta," kata Anzhari. (nad)

  • Bagikan