Tim Pengendali Banjir Bekerja Tanpa Henti, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Bagikan Bahan Pangan  Jelang Lebaran

  • Bagikan
tim banjir
Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf dan Tim Pengendali Banjir berpose bersama usai penyerahan bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kementerian Pertanian bekerjasama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bulukumba membagikan 650 paket bahan pokok kepada masyarakat. Untuk tahap pertama, penyerahan bantuan bahan pangan masyarakat ini dilaksanakan di Hutan Kota yang diserahkan langsung oleh Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf kepada Tim Pengendali Banjir, Kamis 21 April 2022.   Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Misbawati Wawo mengemukakan, Kabupaten Bulukumba adalah salah satu dari 10 daerah di Sulawesi Selatan yang menjadi sasaran penyerahan bantuan bahan pangan.   "Bulukumba masuk di zona 2 bersama Bantaeng dan Jeneponto, di mana Bulukumba yang terbesar jumlah bantuannya," ungkapnya.   Lebih lanjut dikatakan, sasaran dari penerima bantuan adalah rumah tangga miskin, buruh tani, petani penggarap, pegawai kontrak, dan petugas lapangan.   "Nah tim pengendali banjir juga menjadi prioritas penerima dari bantuan ini setelah mereka bekerja siang dan malam melakukan pengerukan dan pembersihan saluran air dan kanal, " ungkap mantan penjabat Sekda ini.   Ia berharap melalui bantuan tersebut, tim pengendali banjir yang berjumlah 335 orang semakin termotivasi dalam bekerja membantu pemerintah mencegah terjadinya banjir.   Pengendali Banjir, lanjutnya adalah salah satu unsur yang memiliki peran penting dalam mengawal kebijakan Bupati Bulukumba yang tentu akan senantiasa dikenang.   "Saya juga melihat di bulan puasa ini, kinerja tim pengendali banjir tetap stabil, tetap semangat dalam bekerja. Sehingga kita semua patut memberikan apresiasi," puji mantan Kadis DLHK ini.   Sementara itu, Bupati Muchtar Ali Yusuf dalam sambutannya menyampaikan, bahwa di tahun kedua ini, ia kembali memberikan sumbangan kepada tim pengendali banjir yang dibentuk sekitar 10 hari pasca ia dilantik sebagai bupati tahun lalu.   Tahun kedua ini, Andi Utta sapaan akrab Bupati kembali berbagi kepada tim yang bekerja membantu membersihkan dan mencegah terjadinya banjir. Selain bantuan bahan pangan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Andi Utta juga memberikan sumbangan (THR) kepada seluruh tim pengendali banjir.   “Tahun ini, saya kembali berbagi kepada saudaraku tim pengendali banjir yang bekerja sampai dini hari demi Bulukumba yang kita cintai bersama. Bantuan atau sumbangan ini berasal dari perusahaan saya,” kata Andi Utta.   “Saya juga merasa bangga, ketika ada warga menemui saya dan mengucapkan terima kasih karena tidak lagi was-was atau harus mengungsi ketika musim hujan atau hujan lebat,” ungkapnya.   Pekerjaan tim pengendali banjir ini, bukan hanya membersihkan dan mengangkat sedimen, tapi tim ini juga bertugas memantau dan mengatur pintu air di hulu. Olehnya itu, Bupati berlatar pengusaha ini meminta warga untuk membantu untuk tidak membuang sampah sembarang tempat.   Pada kesempatan yang sama, Ketua Tim Pengendali Banjir, Andi Zulkifli Indrajaya menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mengapresiasi kinerja tim.   Ramadan tahun ini, lanjutnya, tim pengendali banjir banyak mendapat keberkahan. Sebelumnya Baznas Bulukumba telah memberikan paket bantuan di awal Ramadan, di pertengahan Ramadan ini, Dinas Pertanian juga memberikan bantuan ditambah bonus dari Bupati Bulukumba.   Andi Kifli sapaannya merefleksi kembali awal terbentuknya tim pengendali banjir yang saat itu selaku Kepala PSDA ditunjuk sebagai ketua tim.   “Pertama yang kami lakukan adalah mengindetifikasi masalah di lapangan. Dari pemetaan di lapangan ada tiga zona penyebab,” ungkapnya.   Penyebab dari Zona 1 adalah limpasan air dari saluran irigasi yang tidak mampu mengurai luapan air karena lebar dan kedalamnya hanya 1x1,5 meter yang berada di Desa Bialo. Olehnya itu, pihaknya memperlebar saluran tersebut sepanjang kurang lebih 2 kilometer dengan lebar 5 meter dan kedalaman 3 meter. Ia berharap ke depan saluran ini dibuat permanen melalui pemasangan cetak panel.   Sedangkan penyebab dari Zona 2 adalah banjir rob ketika pasang air laut. Sedimen pada kanal-kanal, lanjutnya pada saat itu hampir full sehingga tidak mampu menampung air.   Sementara, penyebab dari Zona 3 adalah saluran-saluran air yang tertutup sedimen di dalam kota. Saluran inilah yang siang dan malam dikerja oleh tim pengendali banjir dengan cara manual.   “Ada sekitar 35 ribu kubik sedimen kita angkat dari seluruh kanal yang ada, baik menggunakan alat berat maupun secara manual,” bebernya.   Dalam bekerja, tambah Andi Kifli, tidak ada batasan jam. Satu titik dikerja sampai selesai meski itu sampai dini hari.(rls)
  • Bagikan