Pangdam Ingatkan Petinggi PT HNAI Intropeksi Diri

  • Bagikan
Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, Mayor Jenderal TNI Andi Muhammad melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bantaeng, Rabu, 25 Mei 2022.

BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Panglima Kodam XIV/Hasanuddin, Mayjen TNI Andi Muhammad berkunjung ke Kabupaten Bantaeng, Rabu, 25 Mei 2022.

Selain menemui Forkopimda, eks Kasdam Kodam XIV/Hasanuddin ini juga mendatangi perusahaan smelter PT Huadi Nickel Alloy Indonesia (PT HNAI) di Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Kecamatan Pajukukang.

Kunjungan kerja ini dihadiri sejumlah pejabat dan petinggi PT Huadi Nickel Alloy Indonesia. Dalam kunjungan itu, Mayjen TNI Andi Muhammad mengingatkan petinggi di PT Huadi untuk lebih arif dan bijaksana terhadap warga lokal di Banateng.

Menurutnya, berbagai peristiwa sebelum-sebelumnya, bahkan ada warga yang tewas di kawasan perusahaan pemurnian nikel itu, pihak perusahaan harus segera berbenah dan mengintrospeksi agar kejadian serupa tidak terulang.

"Kejadian kemarin, itu adalah pelajaran. Sebagai bahan introspeksi diri," kata dia. 

Dia juga menyebut, kejadian itu tidak meluas berkat peran dan sinergitas semua pihak. Menurut dia, hal ini juga menjadi bukti kebersamaan yang senantiasa terjaga di Bantaeng. 

"Syukurlah karena semua pihak bisa menahan diri dan tidak terprovokasi sehingga konfliknya tidak meluas," jelas dia. 

Dia juga berharap masyarakat bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk investasi. Selain itu, dia mengingatkan kepada investor di Bantaeng untuk lebih arif dan bijak terhadap warga setempat. 

"Mari bantu tingkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Jaga lingkungan dengan baik, insyaAllah kita semua bisa lebih baik nantinya," jelas dia. 

Sebelumnya, hal yang sama juga dilontarkan Wabup Bantaeng Sahabuddin. Bagi mantan Ketua DPRD Bantaeng era Bupati Nurdin Abdullah itu, jika PT HNAI tak mampu memperbaiki diri, maka sebaiknya angkat kaki saja dari daerah berjuluk Bumi Butta Toa ini.

"Kan lucu juga pihak perusahaan besar baru ada masyarakat sekitar yang menderita sampai harus mati kelaparan. Dan Itu sudah menyalahi komitmen awal, kebetulan saat itu saya di DPRD dan pak Nurdin Abdullah bupatinya, komitmennya bahwa kehadiran huadi ini memberikan kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat. Nah kalau yang ada sekarang ini mereka tidak menjamin kehidupan dan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar perusahaan, bahkan ada yang mati kelaparan, kan itu sudah bertentangan dengan komitmen dan perjanjian awal, terus untuk apa kita pertahankan? Angkat kaki ajalah sekarang," tegasnya.

Sahabuddin mengaku sedih setelah mendapat informasi bahwa Nuru Sali (72) meninggal dengan luka di sekujur tubuh usai mulung serpihan besi di kawasan pembuangan limbah slag PT HNAI.

"Saya menangis kemarin dapat informasi ada lagi yang meninggal di kawasan huadi. Ini parah bener ini," katanya.

"Memang saat itu kami mengundang supaya investor datang ke Bantaeng, tetapi kehadirannya tentu ada harapan bahwa menjamin kesejahteraan masyarakat, kedua ada PAD dalam rangka pertumbuhan ekonomi. Tapi kalau kesejahteraan tidak dipenuhi, yah kita dukung bahkan percepat proses kalau mau angkat kaki dari Bantaeng," jelas dia.

Kehadiran PT Huadi, kata dia, paling tidak memberi dampak positif bagi masyarakat. Kemudian dari sisi serapan tenaga kerja, harusnya masyarakat Bantaeng lebih banyak. Sahabuddin menyebut, PT HNAI tidak terbuka soal data statistik pekerja lokal Bantaeng.

"Nah ini, soal tenaga kerja informasinya kita lebih banyak pekerja dari luar dibandingkan pekerja dari Bantaeng. Kita sebagai pemerintah, meminta data cuman mereka omong doang, yang jawabannya iya pak banyak orang Bantaeng, tapi kan nda pernah kita disajikan data dan nda pernah kita diperlihatkan bahwa ini lah orang-orang Bantaeng," ujar dia.

"Orang semakin curiga kan ada apa ini di pabrik ini, jangan-jangan yang di dalam itu juga orang luar negeri semua yang bekerja. Kita saja mau masuk itu susah bener, apalagi kalau mau minta data," sambungnya berkelakar.

Dia kembali menegaskan, jika saja PT HNAI tak mau buka-bukaan soal data kesejahteraan bagi masyarakat sekitar, maka sebaiknya perusahaan pemurnian smelter tersebut pindah saja dari Bantaeng.

"Kalau begini kan udahlah, kita total ajalah, angkat kaki sajalah dari Bantaeng. Kalau mau pindah yah kita bantu sajalah pindahnya supaya prosesnya bisa cepat. daripada kau siksa masyarakat kita. Dari pihak kami pemerintah, sudah berulang kali disampaikan (terkait evaluasi dampak bagi masyarakat)," ujarnya.

Apalagi soal dampak, dia menyebut PT HNAI harus segera berbenah agar dampak positif bisa dirasakan masyarakat. Bukan malah sebaliknya. (sid/has/B

  • Bagikan