Meski Tidak Didukung Dana Operasional, Petugas KPH Bialo Tetap Serius Tangani Kahutla di Bantaeng

  • Bagikan
Petugas KPH Bialo, berupaya memadamkan api, kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

BANTAENG, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bialo, terus melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah pegunungan Kabupaten Bantaeng, Senin 2 Oktober 2023.

Musim kemarau dan dampak fenomena el nino, menimbulkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah pegunungan Kabupaten Bantaeng. Salah satunya juga diakibatkan oleh kelalaian manusia.

Berdasarkan data dari KPH Bialo, sepanjang bulan September sudah ada 16 peristiwa kebakaran hutan dan lahan, di Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, tersebar di Desa Bonto Lojong, dan Kecamatan Sinoa, tepatnya di Desa Bonto Majannang, dan Bonto Belang.

Luasa lahan yang terbakar 30 hektar lebih, yang meliputi, hutan produksi, hutan produksi terbatas, dan area produksi lahan. Kawasan pinus rombeng yang sejauh ini yang paling parah terbakar.

Menurut UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bialo, Yasir Yunus, saat ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, mengatakan bahwa petugas KPH Bialo yang turun sekira 40 orang, mereka petugas dari Kabupaten Bulukumba dan Bantaeng.

"Saya juga turun ke lapangan bersama teman-teman petugas KPH Bialo, setiap hari mereka turun memadamkan api. Hingga saat ini, api masih berupaya dipadamkan oleh petugas. Di bulan September sudah ada 16 kejadian kebakaran Kahutla, di Bantaeng," ungkap Yasir Yunus, kepada RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID, Senin 2 Oktober 2023.

Petugas KPH Bialo, menggunakan sprayer untuk memadamkan api, dengan menyusuri medan yang terjal untuk mencapai titik api, mereka bertugas sejak pagi hingga malam hari. Namun dengan kondisi cuaca yang panas dan angin, titik api bisa saja berpindah-pindah.

Diketahui, petugas KPH Bialo yang turun kelapangan untuk memadamkan api, tidak didukung oleh biaya operasional, sehingga mereka patungan untuk melaksanakan tugas mereka.

"Sejauh ini tidak biaya operasional, dan pengendalian, untuk menangani, kebakaran hutan dan lahan," ungkap Kepala seksi perlindungan dan pemberdayaan, Hadiwijaya, ditempat yang sama.

Dia berharap agar Dinas terkait untuk menganggarkan operasional untuk menangani kebakaran hutan dan lahan, karena saat ini kebakaran hutan dan lahan rawan terjadi.

Sementara itu, penyebab kebakaran hutan dan lahan, diduga kuat akibat pembukaan lahan baru, dan kelalaian masyarakat sekitar, dengan tidak sengaja membuang puntung rokok secara sembarangan. Penyebab lainnya diduga faktor alam, yang sebelumnya masyarakat menyebut akibat gesekan bambu.

"Penyebab kebakaran 98 persen ulah manusia, entah disengaja atau tidak, hanya 2 persen disebabkan oleh faktor alam," ungkap Kahar Alam Koordinator Penyuluh KPH Bialo.

Sosialisasi tentang rawan kebakaran hutan dan lahan telah dilakukan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan, yang rawan terjadi di musim kemarau Bantaeng. ***

  • Bagikan