Suara PSI Tembus 3 Persen, Ada Upaya Singkirkan PPP?

  • Bagikan
Chico Hakim. (Foto Dok. Istimewa)

RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Naiknya total suara sementara Partai Solidaritas Indo­nesia (PSI) di Pemilu 2024 secara mendadak, ditanggapi miring sejumlah kalangan. Kenaikan tersebut dianggap sebuah kejanggalan.

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim menyebut, naiknya suara PSI dalam hasil penghitungan suara sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan anom­ali alias tidak bisa diterima secara umum. Sebab, hasil perhitungan, Senin (26/2/2023), PSI mendapat 2.001.493 suara atau 2,68 persen.

Namun, sambung dia, per Minggu (3/3/2024) PSI sudah mendulang 2.399.469 suara atau 3,13 persen. Chico pun menuding, naiknya suara PSI mengindikasikan adanya agenda untuk menyingkirkan Partai Per­satuan Pembangunan (PPP) dari parlemen. Sebab, Partai Ka'bah juga tengah berjuang lolos Parlimentary Treshold (PT) 4 persen.

“PPP sebagai partai yang sudah had­ir di kancah perpolitikan nasional sejak 1970-an, (kemudian) memiliki basis massa Muslim yang tersebar luas ke se­luruh pelosok Inodoensia. Hari ini ke­beradaannya sedang ingin diberangus oleh penguasa demi meloloskan PSI,” ujar Chico dalam akun X miliknya, @chicohakim, Minggu (3/3/2024).

Lebih lanjut, dia memyatakan, bila tidak ada upaya koresi atas anomali suara PSI di Pemilu 2024, publik akan menilai Presiden Joko Widodo sebagai dalang penghilan­gan PPP dari peta politik di DPR. "Masyarakat akan menilai Presiden Joko Widodo sebagai presiden yang menghilangkan sejarah Partai Ka’bah karena dukungannya kepada PSI," imbuhnya.

Senada, Direktur Eksekutif Indi­kator Politik Indonesia, Prof Burhan­uddin Muhtadi, juga bingung dengan lonjakan suara PSI. Dalam akun X miliknya @burhanmuhtadi, dia me­nyebut lonjakan suara yang dialami PSI merupakan fenomena tersendiri.

Umumnya, jelas dia, naik dan turunnya suara partai-partai dalam proses rekapitulasi KPU akan ber­jalan smooth. Namun, pada kasus suara PSI terjadi ledakan, atau lon­jakan tajam dalam waktu singkat.

“PKB naik turun suaranya smooth sejak awal. Demikian juga dengan partai-partai lain. Sementara suara PSI 'meledak' hanya dalam beberapa hari terakhir saja," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pim­pinan Pusat (DPP) PSI, Sigit Widodo menilai, munculnya penilaian miring atas perolehan suara sementara milik PSI merupakan respon dari pihak-pihak yang merasa terancam atas ke­hadiran PSI di senayan. Dia mengaku optimis, PSI akan masuk ke DPR.

“Masih muncul terus narasi-narasi busuk bahwa PSI tidak bisa masuk Senayan dan kalau lolos artinya ada kecurangan. Ternyata PSI ini sangat menakutkan untuk kelompok-ke­lompok yang selama ini menikmati kemapanan di DPR dan para pendu­kungnya,” ujar Sigit dalam akun X, @sigitwid. (jpnn)

  • Bagikan