Opik Pria Kreatif dari Bulukumba Rakit Mobil Berbahan Bakar Gas

  • Bagikan
Mobil Berbahan Bakar Gas (BBG) yang dirakit oleh Opik (Dok. RADAR SELATAN)

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Di tengah isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) salah seorang pria asal Bulukumba bernama Sofyan telah menciptakan terobosan dengan merakit mobilnya menjadi kendaraan berbahan bakar gas (BBG).

Mobil Suzuki Scudo miliknya, keluaran tahun 1995, telah diubahnya menjadi kendaraan BBG, membawa dampak positif bagi kelancaran usaha es kristal yang dimilikinya.

Mobil yang telah dirakit ulang oleh pria yang akrab disapa Opik tersebut, diharapkan memberikan kontribusi signifikan dalam memperlancar operasional usaha es kristal miliknya.

Dengan transisi dari BBM ke BBG, Opik mengungkapkan bahwa penghematan yang signifikan telah tercapai.

Opik menjelaskan bahwa biaya operasional mobil yang sebelumnya mencapai 70 ribu hingga 100 ribu rupiah per hari dengan BBM, kini dapat dipangkas menjadi hanya 21 ribu rupiah per hari dengan penggunaan gas 3 kilogram yang mampu menempuh jarak hingga 70 kilometer.

Inspirasi dari alumni Sospol Unhas itu untuk merakit mobil BBG tidak lepas dari pengalaman dan pertemuannya dengan temannya di Kabupaten Pinrang, yang juga telah berhasil mengubah mobilnya menjadi kendaraan berbahan bakar gas.

"Saat itu saya lagi ketemu teman-teman 95 di Pinrang. Saat itu ada teman yang punya mobil Xenia yang pakai BBG, sejak dari situ saya juga penasaran dan mulai mencoba bikin seperti punya teman," kata Opik saat ditemui RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID di salah satu warung kopi di wilayah kota Kabupaten Bulukumba, Rabu, 24 April 2024.

Dengan bantuan tutorial dari YouTube dan membeli beberapa alat dari Pulau Jawa, Opik berhasil merakit mobilnya dengan biaya yang tidak sampai 1 juta rupiah.

""Ada beberapa alat yang saya beli di Jawa seperti konverter dan katub solenoid, selebihnya saya rakit sendiri dan beli di sini. Kalau biayanya tidak sampai 1 Juta, sudah bisa seperti ini (mobil BBGnya)," bebernya.

Meskipun terdapat beberapa kendala dalam pembakaran yang tidak maksimal pada mesin mobil BBG, Opik yakin bahwa performanya tidak jauh berbeda dengan mobil yang menggunakan BBM.

""Kalau saya tes kemarin lari 80 sampai 90 (Kmh) masih stabil, tapi saya masih sementara tes lagi, mencari tahu apa kekurangannya, yang perlu kita benahi," ungkapnya.

Opik juga menegaskan bahwa mobil BBG yang ia rakit telah melalui uji keamanan dan diyakininya aman untuk digunakan.

"Kalau kekhawatiran terhadap ledakan, saya yakin ini aman. Dan dengan merakit mobil ini saya mau membuktikan bahwa ini aman dan tentu lebih hemat dari pada mobil konvensional," terangnya.

Dengan pencapaian ini, Opik berharap dapat memotivasi masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), untuk mengadopsi inovasi yang dapat mengurangi biaya operasional kendaraan mereka

Sebagai pemilik usaha Es Kristal Kembar, Opik tidak hanya mengejar efisiensi dalam operasionalnya, tetapi juga menjadi pionir dalam inovasi yang membawa dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. ****

  • Bagikan