Penuh Manfaat, Ardiansyah Pastikan Kepesertaan Aktif Keluarga

  • Bagikan

BULUKUMBA, RADARSELATAN.FAJAR.CO.ID -- Kepala Desa Pakubalaho, Kecamatan Bontorito, Kabupaten Bulukumba, Ardiansyah mendaftarkan anaknya menjadi tanggungannya di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Bulukumba, Selasa, 13 Februari 2024 lalu.

Menurut Ardiansyah, dengan memiliki BPJS Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan saat ini.

“Alhamdulillah, istri saya baru melahirkan anak saya yang ketiga pada bulan kemarin, jadi saya bermaksud datang ke sini untuk mendaftarkan anak saya menjadi tanggungan," jelas Ardiansyah.

Ardiansyah saat ini terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) dari pemerintahan desa. Sebagai peserta PPU dia dapat mendaftarkan istri dan ketiga anaknya menjadi tanggungan peserta hingga berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.

Ardiansyah telah menjadi peserta BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, dia menceritakan kisahnya saat pertama kali melakukan pendaftaran BPJS Kesehatan.

“Saya punya BPJS Kesehatan sejak tahun 2014, sejak awal adanya BPJS Kesehatan. Saya pertama daftar BPJS kesehatan masih BPJS mandiri (Pekerja Bukan Penerima Upah-red), saat itu saya sedang mendapat ujian, istri saya masuk rumah sakit saat sedang hamil anak saya yang pertama. Setelah istri saya keluar dari rumah sakit saya diminta biaya pelayanan sebanyak lebih dari satu juta rupiah untuk perawatan selama satu hari semalam, dari situ saya berpikir harus mendaftar BPJS Kesehatan,” ujarnya.

Setelah terdaftar sebagai peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), ia sempat bertempat tinggal di Kabupaten Kepulauan Selayar selama beberapa tahun. Pada saat itu Pemerintah Daerah telah mencapai Universal Health Coverage (UHC), dan memutuskan untuk menjadi peserta segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).

“Setelah itu saya ke Selayar, alhamdulillah saat itu Pemerintah Daerah Kabupaten Selayar menanggung semua penduduk disana menjadi peserta gratis, siapapun itu selama KTP Selayar bisa ditanggung. Pada tahun 2021, saya kembali ke Bulukumba dan mendaftar menjadi peserta mandiri kembali hingga saya terpilih menjadi kepala desa dan menjadi peserta dari pemerintahan desa sampai saat ini,” jelasnya.

Ardiansyah juga berkesempatan menceritakan pengalamannya saat menemani istrinya melakukan persalinan menggunakan BPJS Kesehatan di Puskesmas Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar. Dia merasa terbantu dengan adanya BPJS Kesehatan kala itu.

“Saat itu kami di Puskesmas Benteng. Di sana luar biasa, alhamdulillah karena semua dokter, perawat dan tenaga medis sangat antusias membantu kami dalam hal pelayanan, saya pribadi sangat bersyukur dengan adanya BPJS Kesehatan, karena di samping bisa membantu orang lain juga bisa membantu keluarga kami,” jelasnya.

Dia juga menceritakan di waktu yang berbeda ketika mendapatkan kendala di fasilitas kesehatan. Saat itu dia langsung menghubungi petugas BPJS Satu, yang segera menanggapi keluhan peserta dan menindaklanjutinya.

“Ada dulu saya ingat, ketika ada kendala di Puskesmas, saya lapor ke BPJS Kesehatan dan langsung segera ditindaklanjuti oleh petugas BPJS Kesehatan ke pihak puskesmas,” jelasnya.

Manutup perbincangan, ia menyampaikan pandangannya terhadap Program JKN yang telah berjalan selama satu dekade. Ia mengakui sering mengedukasi warganya untuk segera terdaftar dalam Program JKN mengingat banyaknya manfaat.

“Sejauh ini menurut pandangan saya sebagai kepada desa, ketika kondisi sedang sakit BPJS Kesehatan itu sangat membantu sekali. Saya juga mempengaruhi semua warga saya, ke warga saya bilang silahkan urus BPJS Kesehatan baik yang tanggungan pemerintah atau bayar masing-masing, mengingat banyak sekali manfaat yang kita dapatkan. Jangan menunggu saat sakit, karena kalau sudah sakit itu dampaknya luar biasa, bagus-bagus kalau dibantu oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) atau organisasi–organisasi lain yang, kalau tidak ada yang bantu bagaimana lagi,” ujarnya. (**)

-----------------

  • Bagikan